top of page
Search
Writer's pictureGaris Temu

Sebuah Pertemuan

Aku bisa tersenyum ramah jika berpapasan dengan teman

Membicarakan berbagai hal yang bisa dibicarakan


Aku bisa melambaikan tangan kepada mereka

Jika aku hendak mengucapkan selamat tinggal ketika akan kembali ke rumah


Aku terus melakukannya setiap hari

Sebagai bagian dari proses bersosialisasi


Tetapi detik ini terasa berbeda

Sejenak seperti lupa bagaimana caranya bersosialisasi seperti biasa


Aku tidak bisa mencegah jika semesta membiarkan waktu ini datang

Kita berdiri saling berhadap-hadapan


Aku tidak tahu harus memasang raut wajah seperti apa

Aku juga tidak tahu harus berkata apa


Apakah aku harus bersikap seperti selayaknya teman?

Atau aku harus berjalan maju saja seolah tidak saling mengenal?


Apakah kata “hai” akan cukup?

Atau aku harus menceritakan segala hal yang belum sempat untuk terucapkan?


Aku seperti seseorang yang baru belajar untuk berkomunikasi

Bahkan tersenyum saja aku tidak bisa


Alhasil dia lah yang memulai

Membuka percakapan dan berkata “apa kamu baik-baik saja?”


Tidak, aku tidak baik-baik saja. Aku masih hancur

Begitulah kenyataannya


Tapi kata-kata itu hanya berteriak kencang di dalam pikiran

Tanpa pernah terucapkan oleh lidah ini


Ya, lagi-lagi aku berbohong

Mengatakan semua baik-baik saja, padahal tidak


Jika aku punya satu kekuatan super

Aku ingin memiliki kekuatan untuk membaca pikiranmu saat ini


Karena dari antara banyaknya orang

Hanya kamu yang rasanya sangat sulit untuk aku mengerti


Aku ingin tahu semuanya, segala hal

Aku ingin bertanya, tetapi rasanya sudah tidak ada alasan lagi untuk bertanya


Dan kelak jika semesta mempertemukan kita lagi dan aku masih kehilangan kemampuanku dalam berkomunikasi

Aku akan anggap itu sebagai tanda bahwa perasaan ini masih sama, belum berubah

0 views0 comments

Recent Posts

See All

Egois

Kommentare


bottom of page