Tanpa dikendalikan, langkah kaki ini seolah tahu ke mana ia harus pergi. Aku menelusuri kembali tempat yang memiliki cerita di antara kita. Seulas senyum terukir di wajah. Masih sangat segar dalam ingatan setiap kebiasaan yang selalu kita lakukan.
Tempat tersebut bukanlah tempat yang mewah. Tidak ada sama sekali sesuatu yang istimewa. Aku senang berada di sana. Setidaknya, aku senang karena pada saat itu kau masih berdiri di sampingku. Kau masih melontarkan berbagai candaan yang selalu aku tertawakan atau kau yang akan memarahiku atas segala kecerobohanku. Aku rindu mendengar semuanya. Ya, aku rindu.
Di tengah hiruk pikuk pengunjung, kau akan memegang tanganku agar tidak terpisah. Ini adalah risiko dari pemilik tubuh berukuran mini sepertiku. Aku merasa aman saat tangan kita bertaut menjadi satu.
Kita akan mengantre makanan favorit kita. Aku sangat tahu bahwa kau membenci keramaian, tetapi tak peduli pada keadaan kita tetap menunggu. Cumi bakar, makanan favorit yang akhirnya kita dapatkan setelah berjalan cukup jauh dari pintu masuk.
Saat kembali menelusuri tempat itu, aku tidak bisa menemukan penjual cumi bakar yang dahulu. Pada akhirnya, aku mencari penjual lain hanya untuk mengobati rasa rindu yang terlalu dalam. Tak apa walau rasa cumi tersebut berbeda. Aku senang karena setidaknya bisa sedikit bernostlagia.
Hari semakin larut. Para penyanyi yang selalu menghibur pengunjung dengan bersemangat menyanyikan beberapa lagu untuk menemani malam minggu hari itu. Semesta seakan mendukung. Lagu yang mereka bawakan adalah lagu favorit kita. Aku hanya duduk diam sambil bersenandung, berharap mungkin tiba-tiba saja kau akan datang menghampiri sambil tersenyum dan berkata bahwa semua akan kembali baik-baik saja. Nyatanya tidak, kau tidak datang. Aku hanya membiarkan pikiran ini berimajinasi secara liar. Genangan air di pelupuk mata hampir saja jatuh. Beruntung selama ini aku masih kuat untuk menahannya dengan suara tertawaku yang menggema.
Setiap sudut kota itu memiliki cerita. Aku tidak tahu sampai kapan langkah kaki ini akan menuntunku kembali ke tempat-tempat tersebut. Setiap hari, aku akan mendatanginya hingga aku merasa lelah untuk mengenangmu.
Comments